Jembak (?)

"Nanti pecelnya pakai jembak yang banyak ya," kata Ibu mertua ketika beliau menyuruhku untuk membeli pecel bakmi di gang dekat rumah.

"Jembak?" Aku mengulang perkataan beliau. Aku takut salah dengar lantas menjadi salah sebut ketika membeli nanti

"Iya, jembak. Kamu enggak tahu to? Wes sana, nanti bu lestari lak yo tahu." Ucap Ibu sambil meneruskan pekerjaan di dapurnya.

Hari itu genap seminggu aku menjadi istri orang. Baru sekitar empat hari aku tinggal dirumah suami bersama ibu mertua. Hari ini Ibu menyuruhku untuk membeli pecel untuk sarapan pagi.

Dalam perjalanan menuju warung pecel, aku masih penasaran bagaimana wujud "jembak" itu. Sampai diwarung, aku pelan-pelan berkata kepada bu Lestari, penjual pecel.

"Bu, tumbas pecel, jembak e sing kathah," aku mengucapkan sambil setengah berbisik. Takut saja kalau ternyata pronounciation-ku salah.

"Ooo jembaaaak," bu Lestari malah bersuara dengan lantang. Tidak ada yang heran dengan kata "jembak". Semua pembeli tidak ada yang kebingungan sepertiku saat kata tersebut diucapkan.

Lalu tangan bu Lestari dengan cekatan mengambil wortel, bayam, taoge, daaan ... jembak. Aku mengangguk-angguk dan memendam senyum sendiri.

Kalian tahu juga jembak itu apa?

Atau memang hanya aku yang belum tahu. Hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kok Kamu Enggak Bisa Normal???

Memahami Diet Rotasi Eliminasi: Langkah Awal Praktis untuk Nutrisi Anak Autis

Selamat Datang Kembali