Belanja: Sebuah Kata, Seribu Godaan, dan Saldo yang Pas-pasan

be·lan·ja /bêlanja/ nomina uang yang dikeluarkan untuk suatu keperluan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi "belanja" sesederhana itu. Tapi praktiknya? Oh, tentu tidak. Bagiku, saat ini kata itu lebih terasa seperti sebuah mantra pemanggil godaan.

Kata favoritku hari ini: Belanja. Lima menit dari sekarang? Mungkin sudah ganti. Tapi untuk detik ini, hanya itu yang ada di kepala.

Jujur, aku sedang tidak ingin menulis apa-apa. Tidak ada hasrat untuk merangkai kata, menyusun paragraf, atau mencari ide cemerlang. Energi dan daya pikirku sudah tersedot habis oleh satu keinginan murni yang datang dari lubuk hati yang paling dalam:

CHECK-OUT KERANJANG BELANJA.

Iya, cuma itu.

Keranjang oranye di Shopee sudah penuh. Keranjang hijau di Tokopedia sudah melambai-lambai. Keranjang di Blibli dan Lazada pun tak kalah meriahnya. Isinya adalah barang-barang yang sudah melewati riset mendalam—perbandingan harga, cek ulasan pembeli, nonton video unboxing—semuanya sudah siap diadopsi. Jari ini sudah gatal, tinggal satu klik lagi menuju kebahagiaan fana yang dibungkus dalam paket kardus.

Tapi, selalu ada "tapi" dalam kisah-kisah seperti ini.

Tapi, saldonya tidak mendukung.

Angka di aplikasi m-banking seolah menatapku dengan tatapan datar, mengingatkan bahwa antara keinginan dan kenyataan, ada jurang bernama tagihan dan kebutuhan pokok.

"Pakai paylater aja!" mungkin begitu bisikan setan dari sisi kiri. Ah, sayangnya tidak bisa. Aku sudah mendeklarasikan diri sebagai penganut aliran Anti Paylater. Bukan karena apa-apa, tapi aku cukup sadar diri. Sekali membuka gerbang itu, aku takut tidak tahu jalan pulangnya. Lebih baik menahan diri sekarang daripada pusing tujuh keliling di tanggal jatuh tempo.

Lalu, gimana dong?

Jiwaku ingin belanja. Saldoku berkata "jangan." Prinsipku melarang berutang. Ini adalah sebuah dilema eksistensial kaum modern. Sebuah pertarungan batin antara "aku ingin ini" dan "aku butuh nasi."

Jadi, untuk sementara waktu, aku hanya bisa menatap nanar deretan barang di keranjang belanja. Mengelus-elus layar HP sambil berandai-andai. Mungkin ini yang namanya cinta tak harus memiliki.

Buat kamu yang keranjangnya juga lagi teriak-teriak minta di-check-out, kita satu server. Mari kita saling menguatkan dalam diam, sampai tanggal gajian tiba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kok Kamu Enggak Bisa Normal???

silent is my choice

Memahami Diet Rotasi Eliminasi: Langkah Awal Praktis untuk Nutrisi Anak Autis