Emangnya anak autis harus diet?
Kalau kata beberapa dokter anak yang nangani Fariz
Jawabannya : enggak harus diet
Pernah aku tanyakan ini, apa alasannya
1. Bukti Ilmiah yang Lemah dan Tidak Konsisten : Banyak penelitian diet GFCF anak autis berskala kecil, dan seringkali hasilnya hanya berdasarkan laporan subjektif dari orang tua.
2. Risiko Kekurangan Gizi (Malnutrisi) dan Stunting : Ya namanya diet kan pasti membatasi makan, padahal Fresh milk itu kandungan kalsiumnya bagus untuk anak. Kadang, produk turunan kayak keju, yoghurt, dsb juga kandungannya dibutuhkan untuk anak.
Dokter lebih memilih untuk merekomendasikan energi, waktu, dan biaya keluarga difokuskan pada terapi yang sudah terbukti secara ilmiah membantu anak autis, seperti: Terapi Perilaku Terapan (ABA - Applied Behavior Analysis), Terapi Wicara, dan Terapi Okupasi.
Ini adalah pertanyaan yang aku ajukan pada sekitar tahun 2021-2024, jika sekarang Dokter memiliki jawaban yang berbeda, ya enggak masalah juga, karena ilmu pengetahuan itu berkembang. Bukannya enggak konsisten yaa, hehe. Sampai terakhir kontrol sekitar Januari 2025, jawaban masih tetap sama ya.
Ini adalah pertanyaan yang aku ajukan pada sekitar tahun 2021-2024, jika sekarang Dokter memiliki jawaban yang berbeda, ya enggak masalah juga, karena ilmu pengetahuan itu berkembang. Bukannya enggak konsisten yaa, hehe. Sampai terakhir kontrol sekitar Januari 2025, jawaban masih tetap sama ya.
Kalau kata beberapa terapis wicara, okupasi, dan psikolog yang nangani Fariz
Jawabannya : kalau bisa ya diet
Alasannya adalah dari sudut pandang terapis, jika seorang anak tampak lebih hiperaktif, sulit fokus, atau rewel setelah mengonsumsi makanan tertentu, mereka akan melihat makanan itu sebagai penghalang kemajuan terapi.
Banyak terapis modern mengadopsi konsep Gut-Brain Axis. Teorinya adalah Jika usus mengalami peradangan (misalnya karena tidak bisa mencerna gluten atau kasein dengan baik), ia bisa "bocor" (leaky gut). Zat-zat yang bocor bisa memengaruhi otak, menyebabkan (brain fog), hiperaktivitas, atau perubahan suasana hati. Dengan "menenangkan" usus melalui diet, diharapkan fungsi otak dan perilaku anak akan membaik.
Jadi, mana yang benar?
Aku tidak tahu, Aku cuma ibu dari anak autis bukan ahli yang belajar tentang ilmu itu. Tapi aku bisa ambil kesimpulan bahwa:
Prioritas Utama Dokter adalah Kesehatan Fisik dan keamanan Medis dengan kekhawatiran utama adalah Risiko malnutrisi dan stunting, dampak jangka panjang pada tulang dan pertumbuhan.
Prioritas Utama Terapis adalah Perilaku, Kemampuan Belajar, Fungsi Sensorik. Kekhawatiran utama adalah Hambatan kemajuan terapi, perilaku yang mengganggu proses belajar.
adi, aku masih belajar terkait diet ini yaa. Karena, aku belum berani men-dietkan Fariz dengan ekstrem. Setahuku perlu banyak tes yang harus dilakukan. Fariz aku usahakan makan real food aja dirumah. Mulai dari bikin nugget sendiri, ganti terigu dengan mocaf, maizena, atau tapioka, kurangi konsumsi gula dan ganti dengan gula aren atau madu, kurangi konsumsi susu dan turunannya.
adi, aku masih belajar terkait diet ini yaa. Karena, aku belum berani men-dietkan Fariz dengan ekstrem. Setahuku perlu banyak tes yang harus dilakukan. Fariz aku usahakan makan real food aja dirumah. Mulai dari bikin nugget sendiri, ganti terigu dengan mocaf, maizena, atau tapioka, kurangi konsumsi gula dan ganti dengan gula aren atau madu, kurangi konsumsi susu dan turunannya.
Di tengah banyaknya informasi, penting untuk menemukan titik awal untuk memulai. Jadi kalau kamu mau nambah pengetahuan tentang nutrisi buat anak autis, boleh coba dibaca. Buku bisa kamu download disini
Oh iya, bagi teman-teman yang mungkin lebih nyaman dengan opsi gratis, tentu ada kok. Saya dengan senang hati membagikan kumpulan tulisan pribadi saya. Isinya memang lebih berupa pemikiran spontan, mirip dengan obrolan. Jadi kalaupun tidak mengambil e-booknya, tidak apa-apa, semoga tulisan tersebut tetap bisa bermanfaat ya. Bisa download disini
Komentar
Posting Komentar