Emang Penting?
Aku melihat sekitarku. Baru saja tuanku meletakkan mukena dan sajadah disampingku. Namun, entah mengapa ia tak langsung menjamahku.
Aku mendengar lagi suara televisi yang baru saja dinyalakan.
"Aahhh kapan aku istirahat?" Aku mendengar televisi mengeluh.
Aku ikut mendesah. Sungguh, aku ingin juga diperhatikan, dikunjungi, disentuh. Apakah waktu tuanku begitu sibuk, apakah tontonan televisi lebih berbobot, hingga membukaku saja seperti enggan.
Kenapa ia tak biarkan televisi beristirahat sejenak. Barangkali sekitar tiga puluh menit, untuk sejenak duduk bersamaku?
Ah sudahlah. Mungkin memang aku tak sepenting itu.
Komentar
Posting Komentar